Biografi dan Profil Lengkap Muhammad Ali – Muhammad Ali adalah mantan petinju professional asal Amerika Serikat yang dikenal secara luas sebagai salah satu tokoh olahraga yang paling signifikan dan terkenal dari abad ke-20. Ia lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat pada 17 Januari 1942 dengan nama lahir Cassius Marcellus Clay, Jr. Muhammad Ali meninggal pada 3 Juni 2016 di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat ; sumber lain mengatakan ia meninggal di Scottsdale, Arizona, Amerika Serikat.
Profil Singkat Muhammad Ali
Nama: Muhammad Ali
Nama Panggilan:
The Great
The Peoples Champ
The Lips
Lahir: 17 Januari 1942, Louisville, Kentucky, Amerika Serikat
Meninggal: 3 Juni 2016, Phoenix, Arizona, Amerika Serikat dan/atau Scottsdale, Arizona, Amerika Serikat
Pasangan:
- Sonji Roi (m. 1964-1966)
- Khalilah Ali (m. 1967-1976)
- Veronica Porché Ali (m. 1977-1986)
- Lonnie Ali (m. 1986-2016)
Anak:
- Jamillah Ali (Muhammad Ali, Khalilah Ali)
- Rasheda Ali (Muhammad Ali, Khalilah Ali)
- Muhammad Ali Jr. (Muhammad Ali, Khalilah Ali)
- Maryum Ali (Muhammad Ali, Khalilah Ali)
- Hana Ali (Muhammad Ali, Veronica Ali)
- Laila Ali (Muhammad Ali, Veronica Ali)
- Asaad Amin (Muhammad Ali, Lonnie Ali)
- Miya Ali (Muhammad Ali, Patricia Harvell)
- Khaliah Ali (Muhammad Ali, Aaisha Fletcher)
Perjalanan Karier dan Prestasi Tinju Muhammad Ali
Muhammad Ali lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr. pada 17 Januari, 1942 di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Nama tersebut mengikuti nama ayahnya yang bernama Cassius Marcellus Clay, Sr. yaitu seorang pelukis billboard (papan iklan) dan rambu lalu lintas dan ibunya bernama Odessa Grady Clay yaitu seorang pencuci pakaian.
Ali mulai berlatih tinju pada usia 12 tahun. Ketika belum genap berusia 20 tahun, ia memenangkan pertandingan kelas berat dan mendapatkan mendali emas dalam Olimpiade Roma pada tahun 1960.
Pada usia 22, Ali telah meraih juara pada Heavyweight World Championship dari Sonny Liston dalam pertandingan pada 25 Februari tahun 1964 dengan menang TKO ronde 7 dari 15 ronde yang direncanakan. Tidak lama setelah itu, Ia memeluk agama Islam dan mengubah namanya menjadi Muhammad Ali Clay dan memberikan pesan kebanggaan ras untuk Afrika Amerika serta perlawanan terhadap dominasi putih selama Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika tahun 1960an. Selain itu ia juga memplokamirkan ia masuk dalam kelompok Nation of Islam (NOI) yang kontroversial (Pada buku biografi Ali yang diluncurkan pada tahun 2004, Ali mengaku sudah tidak bergabung dengan NOI, tetapi bergabung dengan jamaah Islam Sunni pada tahun 1975.)
Pada 25 Mei 1965, diadakan tanding ulang antara Ali melawan Liston yang penuh kontroversi. Pukulan Ali yang begitu cepat menimbulkan spekulasi di kalangan tinju yang menyebut pukulan Ali sebagai “phantom punch”. Pukulan yang begitu cepat, sehingga tidak tampak mengenai Liston yang roboh. Banyak isu yang berkembang akan hal itu, termasuk suap dan ancaman orang-orang NOI terhadap Liston dan keluarganya, namun Liston membantah semua itu dengan menyatakan pukulan Ali menghantamnya dengan keras.
Pada tahun 1966, Ali menolak ikut wajib militer untuk Pasukan Militer Amerika Serikat, serta menentang keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam. Karena tindakannya tersebut, Ali diskors dan gelar juaranya di cabut oleh Komisi Tinju. Ia berhasil mengajukan banding di Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang membalikkan hukumannya pada tahun 1971. Pada saat itu, ia tidak bisa bertarung sama sekali selama hampir empat tahun dan kehilangan kinerja puncaknya sebagai atlet tinju. Tindakan Ali sebagai penentang perang membuatnya menjadi ikon besar untuk Generasi Tandingan.
Pada 8 Maret 1971, Ali kembali bertanding diatas ring namun kalah angka dari Joe Frazier di New York, dan harus menyerahkan gelarnya. Pada 30 Oktober 1974, Ali merebut kembali gelar juara kelas berat WBC dan WBA di Rumble in the Jungle setelah menumbangkan George Foreman di Kinsasha, Zaire pada ronde ke 8.
Pada 1 Oktober 1975, Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer III ke kota Manila, Filipina bertajuk Thrilla in Manila. Pada pertandingan ini, Ali menang TKO ronde 14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan. Frazier yang kelelahan akhirnya menyerah dan tidak mau melanjutkan pertandingan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga. Setelah istirahat beberapa menit, wawancara dapat dilakukan, namun Ali harus duduk di bangku.
Pada 15 September 1978, Ali berhasil mengalahkan Leon Spinks dengan angka 15 ronde di New Orleans. Pertandingan ini mengukuhkannya sebagai petinju pertama dengan gelar juara kelas berat sebanyak 3 kali.
Pada 6 September 1979, Ali menyatakan mengundurkan diri dari tinju dan gelar dinyatakan kosong. Namun, pada 2 Oktober 1980, Ali kembali ke ring tinju melawan Larry Holmes yang merupakan bekas kawan latih tandingnya. Dalam pertandingan yang berat sebelah tersebut , Ali tidak mampu berkutik, sedangkan Holmes tampak tidak tega menghabisi Ali yang tak berdaya. Ali menyerah dan mengundurkan diri pada ronde 11, lalu Holmes dinyatakan menang TKO.
Dalam laporan medis yang dilakukan di Mayo Clinic, Ali dinyatakan menderita gejala sindrom Parkinson seperti tangan yang gemetar, bicara yang mulai lamban, serta ada indikasi bahwa ada kerusakan pada selaput (membran) di otak. Akan tetapi, Don King merahasiakan hasil medis tersebut dan pertandingan Ali dengan Holmes tetap berlangsung.
Sebelum pertandingan melawan Larry Holmes, dokter pribadinya yaitu Dr. Ferdie Pacheco, terpaksa mengundurkan diri karena Ali tidak mau mendengarkan nasehatnya untuk menolak pertandingan tersebut. Dalam salah satu buku biografi Ali, Pacheco mengatakan bahwa selama latihan Ali sempat kencing darah karena kerusakan ginjal yang disebabkan oleh pukulan dan juga memiliki gejala sindrom Parkinson sejak sebelum pertandingan tersebut.
Setelah pertandingan melawan Larry Holmes, dilakukan cek medis ulang dan hasil medis menguatkan hasil medis sebelumnya.
Ali mencoba kembali ke dunia tinju dengan melawan Trevor Berbick di Bahama pada 11 Desember 1981. Dengan kondisi Ali yang sudah renta, dalam pertandingan bertajuk “Drama in Bahama”, Ali mampu tampil lebih bagus daripada saat melawan Holmes, walaupun pada akhirnya ia kalah angka ronde 10. Setelah pertandingan ini, Ali pensium dari dunia tinju.
Ali tetap satu-satunya juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali; Ali memenangkan gelar tersebut pada tahun 1964, 1974 dan 1978. Di antara tanggal 25 Februari hingga 19 September 1964, Ali dinobatkan sebagai Juara Dunia Tinju Kelas Berat. Ia dijuluki sebagai “The Greatest”. Pada tahun 1999, Ali dianugrahi “Sportsman of the Century” oleh Sports Illustrated.
Kehidupan Pribadi Muhammad Ali
Pada 14 Agustus 1964, Muhammad Ali menikah dengan Sonji Roi. Akan tetapi, mereka bercerai pada 10 Januari 1966 karena Ali menganggap Roi tidak berpakaian Islami.
Kemudian pada 17 Agustus 1967, Muhammad Ali kembali menikah dengan Belinda Boyd (setelah menikah menjadi Khalilah Ali). Dari pernikahan ini, mereka memiliki 3 anak yaitu Jamilah dan Rasheda (putri kembar) dan Muhammad Ali Jr. Pada tahun 1977, Ali dan Belinda resmi bercerai. Pada tahun yang sama, Ali menikah dengan Veronica Porche Anderson (Veronica Ali). Dari pernikahan ini, mereka memiliki dua orang putri yaitu Hanna dan Laila Ali.
Muhammad Ali Wafat
Pada 20 Desember 2014, Muhammad Ali dirawat di rumah sakit karena terkena pneumonia ringan. Kemudian pada 15 Januari 2015, Ia kembali dirawat dirumah sakit karena mengalami infeksi saluran kemih, tapi keesokan harinya ia sudah boleh pulang.
Pada 2 Juni 2016, Ali kembali dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan. Saat itu kondisi kesehatannya masih stabil, namun hari berikutnya kondisinya memburuk dan tak kunjung membaik dan pada 3 Juni 2016 Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun.
Demikian artikel tentang “Biografi dan Profil Lengkap Muhammad Ali – Petinju Professional Kelas Berat Dunia“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.
Originally posted 2024-07-04 12:38:13.