Biografi dan Profil Lengkap Ir. H. Djuanda Kartawidjaja Sebagai Perdana Menteri Ke-10 dan Terakhir Indonesia
InfoBiografi.Com – Ir. Raden Haji Djoeanda Kartawidjaja adalah Perdana menteri ke-10 dan terakhir Indonesia serta pernah menjabat menjadi beberapa menteri seperti menteri keuangan, perhubungan dan lainnya. Ir. H. Djoeanda lahir di Tasikmalaya , Jawa Barat. Ir. H. Djoenda merupakan anak pertama dari pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat. Sumbangan terbesar yang pernah diberikan saat beliau menjabat sebagai perdana menteri adalah Deklarasi Djuanda.
Nama: Djoeanda Kartawidjaja
Lahir: Tasikmalaya, Jawa Barat, 14 Januari 1911
Wafat : Jakarta, 7 November 1963 (52 Tahun)
Nama Orang tua :
- Ayah: Raden Kartawidjaja
- Ibu: Nyi Monat
Riwayat Pendidikan:
- Hollandsch Inlansdsch School (HIS)
- Eropa Europesche Lagere School (ELS)
- Hoogere Burgerschool te Bandoeng (HBS Bandung)
- Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS)
Jabatan Politik:
- Menteri Pekerjaan Umum Indonesia (29 Januari 1948 – 4 Agustus 1949)
- Menteri Perhubungan Indonesia (2 Oktober 1946 – 4 Agustus 1949)
- Menteri Perhubungan Indonesia( 6 September 1950 – 30 Juli 1953)
- Perdana Menteri Indonesia (9 April 1957 – 9 Juli 1959)
- Menteri Pertahanan Indonesia (9 April 1957 – 9 Juli 1959)
- Menteri Keuangan Indonesia (10 Juli 1959 – 6 Maret 1962)
Riwayat Pendidikan
Ir. H. Djuanda menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di HIS dan kemudian Ia pindah ke Europesche Lagere School (ELS) yaitu sekolah untuk anak orang Eropa dan Ia lulus pada tahun 1924. Setelah itu ia dimasukkan ayahnya ke sekolah menengah khusus orang eropa bernama Hoogere Burgerschool te Bandoeng (sekarang ditempati SMA N 3 dan SMA N 5 Bandung) dan Ia lulus pada tahun 1929. Setelah lulus ia melanjutkan studinya di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung) jurusan Teknik Sipil dan lulus pada tahun 1933.
Karier Dan Jabatan Dalam Pemerintahan
Djuanda muda hanya aktif dalam organisasi non politik seperti Paguyuban Pasundan dan anggota Muhammadiyah, beliau pernah menjadi pemimpin sekolah Muhammadiyah dan beliau juga pernah bekerja sebagai pegawai Departemen Pekerjaan Umum povinsi Jawa Barat, Hindia Belanda sejak tahun 1939.
Sejak lulus dari TH Bandung, beliau pernah ditawari menjadi asisten dosen di TH Bandung namun beliau lebih memilih mengajar di SMA Muhammadiyah di Jakarta dengan gaji seadanya. Setelah mengajar selama 4 tahun, pada tahun 1937 beliau mengabdi di dinas pemerintah Jawaatan Irigasi Jawa Barat, selain itu juga beliau aktif sebagai anggota Dewan Daerah Jakarta.
Pada 28 September 1945, Djuanda memimpin pemuda untuk mengambil alih Jawaatan Kereta api dari Jepang, disusul dengan pengambil alihan jawatan Pertambangan , Keresidenan, Kotapraja, serta obyek militer yang ada di gudang utara Bandung.
Pemerintah Indonesia kemudian mengangkat Djuanda sebagai kepala jawaatan kereta api wilayah Jawa dan Madura. Setelah itu, beliau diangkat menjadi Menteri Perhubungan. Beliaupun pernah menjabat sebagai Menteri pengairan, Kemakmuran, Keuangan dan juga Pertahanan. Karena hal tersebut Ir. Djuanda oleh kalangan pers dijuluki dengan nama Menteri Marathon karena sejak awal kemerdekaan, beliau telah menjabat sebagai menteri muda perhubungan hingga menjadi Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan hingga menjadi Menteri Pertama pada masa Demokrasi Terpimpin.
Deklarasi Djuanda dan Perundingan Lainnya
Ir.H. Djuanda pernah beberapa kali memimpin perundingan dengan Belanda diantaranya dalam KMB, beliau bertindak sebagai Ketua Panitia Ekonomi dan Keuangan Delegasi Indonesia.
Pada saat Agresi Militer Belanda II paska proklamasi, pada tanggal 19 Desember 1948 Ir.H. Djuanda sempat ditangkap oleh tentara Belanda. Ir.H. Djuanda dibujuk agar beliau mau bergabung dengan pemerintahan Negara Pasundan tapi beliau menolak.
Pada 13 Desember 1957 saat beliau menjabat menjadi perdana menteri, beliau mencetuskan Deklarasi Djuanda yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar diantara dan didalam kepulauan Indonesia menjadi kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) atau dikenal dengan negara kepulauan dalam Konvensi hukum laut UNCLOS (United Nations Convention on Law of the Sea).
Isi dari Deklarasi Juanda ini menyatakan :
- Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak tersendiri
- Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
- Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan :
- Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat
- Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan asas negara Kepulauan
- Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI
Wafatnya Ir.H. Djuanda
Ir.H. Djuanda wafat pada 7 November 1963 di Jakarta kerena serangan Jantung dan dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata,Jakarta.
Penghargaan Dan Gelar Pahlawan
Untuk mengenang jasa beliau, nama beliau diabadikan sebagai nama lapangan terbang di Surabaya, Jawa Timur (Bandara Djuanda). Selain itu juga nama beliau diabadikan untuk nama hutan Raya di Bandung (Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda) dan dalam tanam hutan tersebut terdapat museum dan monumen Ir. H. Djuanda. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.244/1963 Ir. H. Djuanda Kartawidjaja diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Itulah Biografi dan Profil Lengkap Ir. H. Djuanda Kartawidjaja seorang Perdana Menteri Ke-10 dan Terakhir Indonesia yang dapat kami tulis pada posting artike kali ini, semoga apa yang telah kami tulis dapat menjadi sumber yang bermanfaat.
Originally posted 2024-05-03 16:19:38.